Di tengah meningkatnya sorotan publik terhadap isu lingkungan, kasus tambang emas Lombok kembali mencuri perhatian. Aktivitas tambang ilegal di wilayah ini ternyata belum sepenuhnya berhenti. Aparat penegak hukum masih terus melakukan penyidikan di sejumlah lokasi, terutama di kawasan Sekotong, Lombok Barat, yang selama ini dikenal sebagai titik panas kegiatan penambangan tanpa izin.
Aktivitas Tambang Masih Berlangsung
Menurut laporan lapangan dari sejumlah sumber lokal, beberapa titik di Lombok Tengah dan Lombok Barat masih menunjukkan adanya aktivitas penambangan. Meski beberapa lokasi sudah disegel, tetap ditemukan alat berat dan sisa bahan kimia berbahaya yang digunakan untuk memisahkan emas dari batuan. Warga setempat mengaku aktivitas tambang emas Lombok ini sering berlangsung secara diam-diam pada malam hari untuk menghindari razia petugas.
Dalam beberapa pekan terakhir, kepolisian dan pemerintah daerah memperkuat pengawasan terhadap lokasi rawan. Sejumlah pelaku tambang liar bahkan telah diperiksa untuk memastikan keterlibatan mereka dalam jaringan penambangan ilegal berskala besar. Berdasarkan hasil investigasi, sebagian besar aktivitas tersebut tidak hanya merusak lingkungan, tetapi juga merugikan negara karena tidak memberikan kontribusi pajak dan retribusi resmi.
Dampak Sosial dan Lingkungan
Dampak tambang emas Lombok ilegal terhadap lingkungan sangat serius. Banyak area hutan lindung yang kini rusak parah akibat pengerukan tanah tanpa kontrol. Air sungai di beberapa desa pun dilaporkan tercemar merkuri, zat kimia berbahaya yang digunakan dalam proses ekstraksi emas. Masyarakat sekitar yang bergantung pada sumber air alami kini harus menghadapi ancaman kesehatan jangka panjang.
Selain itu, efek sosial juga mulai terasa. Terjadi persaingan tidak sehat antar kelompok penambang, bahkan menimbulkan konflik kecil di lapangan. Pemerintah daerah pun menghadapi dilema antara kebutuhan ekonomi masyarakat dan perlindungan lingkungan. Sejumlah laporan dari portal berita Lombok hari ini menyoroti bahwa sebagian warga sebenarnya hanya menjadi pekerja lepas, tanpa mengetahui sepenuhnya dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas ini.
Upaya Penegakan Hukum
Pihak kepolisian, bekerja sama dengan dinas lingkungan hidup dan pemerintah provinsi, kini memperluas penyidikan untuk menelusuri aliran dana dan pemilik modal di balik tambang ilegal tersebut. Beberapa lokasi kini dijaga ketat dan sedang dalam proses pemeriksaan laboratorium untuk memastikan kandungan logam berat dan tingkat pencemarannya.
Kasus tambang emas Lombok ini juga menarik perhatian lembaga nasional seperti KPK dan Bareskrim Mabes Polri. Mereka menilai, aktivitas ilegal ini bisa saja melibatkan pihak-pihak berpengaruh yang memanfaatkan celah hukum untuk meraup keuntungan besar. Oleh karena itu, penyidikan tidak hanya berhenti di lapangan, tetapi juga menelusuri rantai distribusi emas hasil tambang ilegal hingga ke luar daerah.
Harapan Dari Warga dan Pemerintah
Masyarakat berharap agar pemerintah menindak tegas pelaku dan memberikan solusi alternatif bagi warga yang kehilangan mata pencaharian akibat penertiban tambang. Beberapa aktivis lingkungan juga mengusulkan adanya program rehabilitasi hutan dan pemberdayaan ekonomi hijau agar warga bisa tetap bekerja tanpa merusak alam.
Sementara itu, pemerintah provinsi NTB menegaskan komitmennya untuk menjaga keindahan dan keberlanjutan Lombok sebagai destinasi wisata internasional. “Kami ingin Lombok dikenal karena keindahan alamnya, bukan karena tambang ilegalnya,” ujar salah satu pejabat daerah saat diwawancarai oleh portal berita Lombok hari ini.
Penutup
Kasus tambang emas Lombok bukan hanya soal penegakan hukum, tetapi juga soal moral dan keberlanjutan. Penegakan aturan tanpa edukasi sosial hanya akan menciptakan siklus baru penambangan ilegal. Diperlukan langkah bersama antara aparat, masyarakat, dan lembaga lingkungan untuk menghentikan praktik ini secara menyeluruh.
Selama penyidikan masih berjalan, publik berharap agar transparansi tetap dijaga, sehingga tidak ada lagi ruang bagi pihak-pihak yang bermain di balik layar. Karena pada akhirnya, Lombok harus kembali dikenal sebagai pulau yang indah, hijau, dan bersih — bukan sebagai pusat tambang emas Lombok ilegal yang merusak masa depan generasi berikutnya.
